Profil Desa Ropoh
Ketahui informasi secara rinci Desa Ropoh mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Ropoh, Kecamatan Kepil, Wonosobo, lumbung hortikultura di dataran tinggi. Temukan potensi pertanian sayuran unggul seperti cabai dan kubis, serta jelajahi pesona alam tersembunyi dari objek wisata Curug Bidadari yang memukau.
- 
                
                Pusat Hortikultura Dataran TinggiBerada di ketinggian lebih dari 1.100 mdpl, Desa Ropoh merupakan salah satu sentra utama penghasil sayuran (hortikultura) berkualitas di Kecamatan Kepil, khususnya komoditas cabai, kubis, dan kentang. 
- 
                
                Memiliki Destinasi Wisata AlamMenjadi lokasi dari objek wisata alam Curug Bidadari di Dusun Bismo, sebuah air terjun alami yang menjadi magnet pariwisata potensial bagi desa. 
- 
                
                Komunitas Petani TangguhMasyarakatnya memiliki ketangguhan dan kearifan dalam mengelola lahan pertanian di lereng curam, menunjukkan adaptasi yang tinggi terhadap tantangan agrikultur di dataran tinggi. 
Bertengger di salah satu titik tertinggi di Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Desa Ropoh merupakan etalase dari kehidupan dataran tinggi yang produktif dan mempesona. Dengan ketinggian mencapai lebih dari 1.100 meter di atas permukaan laut, desa ini dianugerahi tanah vulkanik yang subur dan hawa sejuk, menjadikannya lumbung hortikultura vital bagi daerah sekitarnya. Namun kekayaan Ropoh tidak hanya berasal dari hasil buminya; ia juga menyimpan sebuah permata alam, Curug Bidadari, yang menjadi daya tarik wisata tersembunyi.
Geografi di Ketinggian dan Wilayah Administratif
Secara geografis, Desa Ropoh menempati posisi yang istimewa. Pusat desanya berada pada ketinggian sekitar 1.156 mdpl, menjadikannya salah satu desa tertinggi di Kecamatan Kepil. Luas wilayahnya tercatat 4,75 kilometer persegi, terhampar di lereng-lereng perbukitan yang subur. Topografi ini menghasilkan pemandangan alam yang spektakuler, namun sekaligus memberikan tantangan tersendiri bagi aktivitas pertanian dan pembangunan infrastruktur.Pemerintahan Desa Ropoh, yang saat ini dipimpin oleh Kepala Desa Muhlisin, secara administratif membawahi 6 dusun, yang terbagi lebih lanjut menjadi 6 Rukun Warga (RW) dan 26 Rukun Tetangga (RT). Struktur ini menjadi kerangka kerja bagi pemerintah desa dalam menyalurkan program pembangunan dan melayani kebutuhan masyarakat yang tersebar di wilayah perbukitan yang luas.
Demografi dan Komunitas Petani Tangguh
Menurut data kependudukan terbaru, Desa Ropoh dihuni oleh sekitar 4.950 jiwa. Mayoritas absolut dari penduduk ini ialah petani, yang telah mewarisi ilmu dan ketangguhan dalam mengolah lahan di ketinggian secara turun-temurun. Komunitas masyarakat Desa Ropoh sangat lekat dengan alam dan siklus pertanian. Mereka telah mengembangkan sistem pertanian, seringkali dengan metode tumpangsari dan terasering, untuk memaksimalkan produktivitas lahan sekaligus memitigasi risiko erosi. Semangat kebersamaan dan gotong royong menjadi modal sosial yang esensial dalam menghadapi tantangan hidup sebagai petani di dataran tinggi.
Pilar Ekonomi: Lumbung Hortikultura Dataran Tinggi
Pilar utama yang menopang kehidupan ekonomi Desa Ropoh ialah sektor pertanian, khususnya budidaya sayuran atau hortikultura. Ketinggian dan jenis tanahnya yang subur sangat ideal untuk menghasilkan sayuran berkualitas premium yang diminati pasar. Tiga komoditas utama yang menjadi andalan para petani di Ropoh yakni Cabai (cabe), Kubis (kol) dan Kentang.Saat musim panen, lereng-lereng perbukitan di Ropoh akan diwarnai oleh hijaunya kubis dan merahnya cabai yang siap dipetik. Hasil panen dari desa ini memainkan peran penting dalam memasok kebutuhan sayuran untuk pasar-pasar induk di Wonosobo dan kota-kota besar lainnya di Jawa Tengah. Selain tiga komoditas utama tersebut, petani juga menanam tanaman lain seperti kopi, yang pada ketinggian ini berpotensi menjadi kopi jenis Arabika berkualitas. Perekonomian desa berputar cepat mengikuti dinamika harga komoditas hortikultura ini.
Magnet Alam: Pesona Tersembunyi Curug Bidadari
Di luar kekayaan agrarisnya, Desa Ropoh menyimpan sebuah potensi besar di sektor pariwisata. Potensi tersebut terwujud dalam keindahan Curug Bidadari, sebuah air terjun alami yang berlokasi di Dusun Bismo. Nama "Bidadari" seolah menggambarkan keindahan air terjun yang jernih dengan lingkungan di sekitarnya yang masih sangat asri dan hijau.Saat ini, pengelolaan Curug Bidadari masih bersifat rintisan dan dilakukan secara swadaya oleh masyarakat lokal, terutama para pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna. Meskipun akses menuju lokasi masih perlu banyak pembenahan, pesona alamiahnya telah menarik perhatian para pencinta alam dan wisatawan yang mencari destinasi anti-arus utama. Keberadaan curug ini memberikan Desa Ropoh identitas tambahan dan membuka peluang diversifikasi ekonomi di masa depan, dari yang semula hanya bergantung pada pertanian menjadi desa tujuan ekowisata.
Tantangan dan Peluang Pengembangan
Sebagai desa agraris di dataran tinggi, tantangan utama yang dihadapi Desa Ropoh ialah volatilitas harga sayuran yang sangat rentan terhadap dinamika pasar dan kondisi cuaca. Selain itu, infrastruktur jalan, terutama jalan usaha tani dan akses menuju objek wisata, menjadi prioritas yang terus menerus membutuhkan perhatian dan pembangunan.Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang yang sangat besar. Sinergi antara pertanian dan pariwisata merupakan kunci pengembangan Desa Ropoh ke depan. Konsep agrowisata, di mana pengunjung dapat menikmati keindahan alam sekaligus belajar tentang proses budidaya sayuran organik di dataran tinggi, dapat menjadi model pengembangan yang menarik. Peningkatan nilai tambah produk pertanian melalui pengolahan sederhana, seperti pembuatan saus cabai atau keripik kentang, juga dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.Dengan kepemimpinan pemerintah desa yang visioner dan partisipasi aktif dari komunitas petani yang tangguh, Desa Ropoh memiliki potensi untuk bertransformasi menjadi desa mandiri yang tidak hanya dikenal sebagai penghasil sayuran, tetapi juga sebagai destinasi ekowisata yang menawan di Kabupaten Wonosobo.
 
            